Terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan.
Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat “hidup enak”, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji alias junk food dalam kurun waktu satu dekade ini.
Tak dapat dimungkiri, junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia. Lihat saja berbagai gerai yang terdapat di mal-mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol. Soium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalau banyak mengandung sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi lah yang dapat berpengaruh munculnya gangguan penyakit jantung.
Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi bnnyak kolesterol yang juga berperan akan munculnya penyakit jantung. Karena kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga menggangu metabolisme sel otot jantung.Meningkatnya jumlah junk food yang masuk ke pasar Indonesia pun memunculkan fenomena baru, yaitu obesitas atau berat badan berlebih. Masalah kegemukan ini juga makin banyak ditemui pada usia anak-anak. Tema ini pula yang diangkat untuk Hari Jantung Sedunia 2005 pada bulan September lalu, yang mengingatkan bahwa obesitas merupakan faktor resiko utamanya terjadinya penyakit jantung.
Pada penderita obesitas, jantung harus bekerja lebih keras agar dapat menyuplai darah ke seluruh tubuh. Secara signifikan hal ini dapat meningkatkan resiko penyakit jantung. Dengan makin banyaknya orang yang mengidap obesitas di usia dini, bukan tidak mungkin bila usia penderita penyakit jantung pun kian muda.
Kolesterol semdiri terdiri dari 2 jenis, yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang sering disebut kolesterol baik dan Low Density Lipoprotein (LDL), yang sering disebut kolesterol jahat. Metabolisme tubuh dan kinerja jantung akan terganggu bila kadar LDL dalam darah tubuh lebih banyak daripada kadar HDL. Patut diingat, bahan makanan yang tinggi kadar kolesterol antara lain kuning telur, otak, hati, paru, usus, kepiting dan kerang.
Terapkan Diet Seimbang
Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantung adalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet seimbang. Diet seimbang bisa juga dikatakan sebagai makanan seimbang, yaitu makanan sehari-hari yang mengandung berbagai zat gizi dalam jumlahdan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk hidup sehat secara optimal. Komposisinya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Fungsi zat gizi dalam tubuh adalah sebagai sumber energi (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) terutama untuk tumbuh kembang serta mengganti sel yang rusak dan sumber xat pengatur (vitamin dan mineral).
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, ubi dan hasil olahannya. Sumber protein nabati dapat diperoleh dari tempe, tahu, kacang-kacangan, sedangkan protein hewani dari daging, telur, ayam dan ikan. Sedangkan sumber zat pengatur didapat dari sayur dan buah-buahan.
Kelengkapan asupan nutrisi dan gizi tersebut merupakan keharusan, untuk menajaga metabolisme tubuh tetap baik. Sedangkan jumlah dan banyaknya makanan yang dimakan tergantung dari umur, jenis kelamin dan aktivitas sehari-hari.
Setidaknya, konsep makanan seimbang ini harus dimulai dari sekarang dengan menghindari berbagai makanan yang dapat meningkatkan kadar lemak dalam dan kolestrol dalam tubuh
Untuk menghindari penimbunan lemak dalam pembuluh darah, seseorang perlu menghindari lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makanan bersanatan dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Lemak tak jenuh tunggal, yang mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolesterol darah, terdapat pada minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak wijen dan minyak kelapa sawit. Sedangakan lemak tak jenuh ganda, yang berpengaruh terhadap penurunana kadar kolesteroldarah terdapat pada minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak bunga matahari dan minyak ikan.
Ingatlah untuk tidak pernah menggunakan minyak jelantah atau minyak yang digunakan berkali-kali, karena asam lemak tidak jenuh berubah menjadi asam lemak trans yang dapat meningkatkan lipoprotein LDL dan menuunkan lipoprotein HDL.
Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ikan, dan biji bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-3 (lenoleat) dan omega 6 (linoleat) harus ditingkatkan. Begitu pula dengan sayur, buah, jagung, ubi-ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan secara efektif dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Menurut Angelique DP, brand manager PT Nutrifood Indonesia, diet yang baikbagi jantung adalah diet yang rendah lemak dan tinggi serat.
Beberapa makanan tersebut di atas juga mengandung vitamin C dan E yang dapat mencegah jantung. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen dan merupakan factor positif untuk mencegah serangan jantung koroner. Kekurangan vitamin C menyebabkan kerusalan susunan sel arteri sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis atau proses pengapuran dan penimbunan elemen kolesterol.
Sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang berperan mencegah terjadinya proses oksidasi dalam tubuh, di mana kolesterol LDL yang menembus dinding arteri dapat menyumbat pembuluh darah setelah mengalami oksidasi. Vitamin E dapat ditemukan di minyak nabati (minyak kedelai, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari), kacang-kacangan, biji-bijian dan padi-padian.
Metode pemasakan makanan pun harus diperhatikan. Cara yang terbaik adalah dengan ditumis, diungkep, dikukus, rebus, bakar atau panggang.
Ingatlah, tak pernah ada kata terlambat untuk memulai.
Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat “hidup enak”, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji alias junk food dalam kurun waktu satu dekade ini.
Tak dapat dimungkiri, junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia. Lihat saja berbagai gerai yang terdapat di mal-mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol. Soium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalau banyak mengandung sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi lah yang dapat berpengaruh munculnya gangguan penyakit jantung.
Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi bnnyak kolesterol yang juga berperan akan munculnya penyakit jantung. Karena kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga menggangu metabolisme sel otot jantung.Meningkatnya jumlah junk food yang masuk ke pasar Indonesia pun memunculkan fenomena baru, yaitu obesitas atau berat badan berlebih. Masalah kegemukan ini juga makin banyak ditemui pada usia anak-anak. Tema ini pula yang diangkat untuk Hari Jantung Sedunia 2005 pada bulan September lalu, yang mengingatkan bahwa obesitas merupakan faktor resiko utamanya terjadinya penyakit jantung.
Pada penderita obesitas, jantung harus bekerja lebih keras agar dapat menyuplai darah ke seluruh tubuh. Secara signifikan hal ini dapat meningkatkan resiko penyakit jantung. Dengan makin banyaknya orang yang mengidap obesitas di usia dini, bukan tidak mungkin bila usia penderita penyakit jantung pun kian muda.
Kolesterol semdiri terdiri dari 2 jenis, yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang sering disebut kolesterol baik dan Low Density Lipoprotein (LDL), yang sering disebut kolesterol jahat. Metabolisme tubuh dan kinerja jantung akan terganggu bila kadar LDL dalam darah tubuh lebih banyak daripada kadar HDL. Patut diingat, bahan makanan yang tinggi kadar kolesterol antara lain kuning telur, otak, hati, paru, usus, kepiting dan kerang.
Terapkan Diet Seimbang
Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantung adalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet seimbang. Diet seimbang bisa juga dikatakan sebagai makanan seimbang, yaitu makanan sehari-hari yang mengandung berbagai zat gizi dalam jumlahdan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk hidup sehat secara optimal. Komposisinya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Fungsi zat gizi dalam tubuh adalah sebagai sumber energi (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) terutama untuk tumbuh kembang serta mengganti sel yang rusak dan sumber xat pengatur (vitamin dan mineral).
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, ubi dan hasil olahannya. Sumber protein nabati dapat diperoleh dari tempe, tahu, kacang-kacangan, sedangkan protein hewani dari daging, telur, ayam dan ikan. Sedangkan sumber zat pengatur didapat dari sayur dan buah-buahan.
Kelengkapan asupan nutrisi dan gizi tersebut merupakan keharusan, untuk menajaga metabolisme tubuh tetap baik. Sedangkan jumlah dan banyaknya makanan yang dimakan tergantung dari umur, jenis kelamin dan aktivitas sehari-hari.
Setidaknya, konsep makanan seimbang ini harus dimulai dari sekarang dengan menghindari berbagai makanan yang dapat meningkatkan kadar lemak dalam dan kolestrol dalam tubuh
Untuk menghindari penimbunan lemak dalam pembuluh darah, seseorang perlu menghindari lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makanan bersanatan dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Lemak tak jenuh tunggal, yang mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolesterol darah, terdapat pada minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak wijen dan minyak kelapa sawit. Sedangakan lemak tak jenuh ganda, yang berpengaruh terhadap penurunana kadar kolesteroldarah terdapat pada minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak bunga matahari dan minyak ikan.
Ingatlah untuk tidak pernah menggunakan minyak jelantah atau minyak yang digunakan berkali-kali, karena asam lemak tidak jenuh berubah menjadi asam lemak trans yang dapat meningkatkan lipoprotein LDL dan menuunkan lipoprotein HDL.
Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ikan, dan biji bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-3 (lenoleat) dan omega 6 (linoleat) harus ditingkatkan. Begitu pula dengan sayur, buah, jagung, ubi-ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan secara efektif dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Menurut Angelique DP, brand manager PT Nutrifood Indonesia, diet yang baikbagi jantung adalah diet yang rendah lemak dan tinggi serat.
Beberapa makanan tersebut di atas juga mengandung vitamin C dan E yang dapat mencegah jantung. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen dan merupakan factor positif untuk mencegah serangan jantung koroner. Kekurangan vitamin C menyebabkan kerusalan susunan sel arteri sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis atau proses pengapuran dan penimbunan elemen kolesterol.
Sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang berperan mencegah terjadinya proses oksidasi dalam tubuh, di mana kolesterol LDL yang menembus dinding arteri dapat menyumbat pembuluh darah setelah mengalami oksidasi. Vitamin E dapat ditemukan di minyak nabati (minyak kedelai, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari), kacang-kacangan, biji-bijian dan padi-padian.
Metode pemasakan makanan pun harus diperhatikan. Cara yang terbaik adalah dengan ditumis, diungkep, dikukus, rebus, bakar atau panggang.
Ingatlah, tak pernah ada kata terlambat untuk memulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar