Terdapat hubungan yang sangat kuat antara tanggalnya gigi dengan terjadinya penyakit jantung, para ahli melaporkan dalam studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine, Desember 2005. Hasil penelitian yang dilakukan Catherine Okoro, ahli epidemiologi dari Division of Adult and Community Health at the Center for Disease Control and Prevention, mengatakan penyakit jantung dialami oleh 4,7% mereka yang giginya tidak tanggal, 5,7% dialami oleh mereka yang memiliki gigi tanggal sebanyak 1 sampai 5 gigi, 7,5% dialami mereka yang mengalami gigi tanggal sebanyak 6 sampai 31 gigi, dan 8,5% dialami oleh mereka yang sudah tidak memiliki gigi.
Penemuan ini muncul setelah para ahli menilai jenis kelamin, ras dan etnik, pendidikan, status perkawinan, diabetes, status merokok, peminum alkohol, penderita hipertensi, tingginya kadar kolesterol dan body mass index, Okoro mengatakan.
Para ahli menganalisa data sebanyak 41,891 responden pada tahun 1999-2002. Para responden berusia 40 sampai 79 tahun dan berasal dari 22 negara dan daerah di Columbia.
Mereka mencatat hasil yang didapat dari studi tersebut, dimana menunjukkan suatu hubungan antara penyakit periodontal dan tanggalnya gigi, dengan meningkatnya risiko aterosklerosis dan serangan jantung.
Akan tetapi mereka mengatakan bahwa dalam penelitian ini tidak disebutkan hubungan antara kondisi mulut dengan penyakit jantung.Okoro menegaskan bahwa hubungan antara tanggal gigi dan penyakit jantung juga harus dipertimbangkan dengan status merokok atau tidak, karena diketahui bahwa merokok berperan penting terhadap tanggalnya gigi dan terjadinya penyakit jantung. Meskipun begitu, saat dilakukan penelitian berdasarkan kelompok usia dan status merokok, didapatkan hubungan yang bermakna antara tanggalnya gigi dan penyakit jantung terhadap responden yang berusia 40 sampai 59 tahun dan tidak merokok.
Okaro mengatakan hubungan antara tanggal gigi dan penyakit jantung sebaiknya dapat dipublikasikan dalam kesehatan masyarakat, sebab terjadinya kedua keadaan ini dapat terjadi pada seluruh populasi. Penting untuk melakukan konseling tentang masalah peningkatan kesehatan jantung, mencegah dan mengontrol faktor risiko penyakit jantung dan memelihara dengan baik kesehatan mulut, tambahnya.
Sumber : www.kalbefarma.com
Penemuan ini muncul setelah para ahli menilai jenis kelamin, ras dan etnik, pendidikan, status perkawinan, diabetes, status merokok, peminum alkohol, penderita hipertensi, tingginya kadar kolesterol dan body mass index, Okoro mengatakan.
Para ahli menganalisa data sebanyak 41,891 responden pada tahun 1999-2002. Para responden berusia 40 sampai 79 tahun dan berasal dari 22 negara dan daerah di Columbia.
Mereka mencatat hasil yang didapat dari studi tersebut, dimana menunjukkan suatu hubungan antara penyakit periodontal dan tanggalnya gigi, dengan meningkatnya risiko aterosklerosis dan serangan jantung.
Akan tetapi mereka mengatakan bahwa dalam penelitian ini tidak disebutkan hubungan antara kondisi mulut dengan penyakit jantung.Okoro menegaskan bahwa hubungan antara tanggal gigi dan penyakit jantung juga harus dipertimbangkan dengan status merokok atau tidak, karena diketahui bahwa merokok berperan penting terhadap tanggalnya gigi dan terjadinya penyakit jantung. Meskipun begitu, saat dilakukan penelitian berdasarkan kelompok usia dan status merokok, didapatkan hubungan yang bermakna antara tanggalnya gigi dan penyakit jantung terhadap responden yang berusia 40 sampai 59 tahun dan tidak merokok.
Okaro mengatakan hubungan antara tanggal gigi dan penyakit jantung sebaiknya dapat dipublikasikan dalam kesehatan masyarakat, sebab terjadinya kedua keadaan ini dapat terjadi pada seluruh populasi. Penting untuk melakukan konseling tentang masalah peningkatan kesehatan jantung, mencegah dan mengontrol faktor risiko penyakit jantung dan memelihara dengan baik kesehatan mulut, tambahnya.
Sumber : www.kalbefarma.com
1 komentar:
pnya data statistik yg baru?
Posting Komentar